Ada
perasaan janggal yang ku rasakan saat ini, sesaat setelah kebahagiaan ku
bersama beliau. Tak ku mengerti apa perasaan janggal itu, tapi sekarang
perasaan itu berbaur mengganggu ketenangan ku disepanjang perjalanan pulang
menuju rumah.
Baru saja aku
mengantar Mama ke bandara, beliau mau bepergian ke Jakarta. Entah mengapa
beliau mau pergi kesana setelah sebelumnya tidak pernah bepergian dari rumah
meninggalkan anak-anaknya. Selama perjalanan mengantar beliau ke bandara, entah
kenapa perasaan rindu kian menusuk jantung. Sepanjang jalan ku peluk dan ku
genggam erat tangan beliau, tak mau ku lepaskan walau sedetik. Ada perasaan
rindu yang kian menggebu-gebu didalam diri ini, entahlah tapi itu begitu nyata.
Apakah hanya aku
yang merasakan perasaan seperti ini? Kenapa kaka-kaka ku yang lain terlihat
sangat santai dan biasa-biasa saja. Perasaan rindu kepada siapakah yang sedang
kurasakan kini? Begitu menusuk, dan sangat menyakitkan. Setau ku, aku tidak
memiliki seseorang yang mungkin saja kurindukan kedatangannya saat ini
disamping ku. Kalaupun ada itu mungkin saja Abah, Ayahku yang meninggal saat
aku berumur 3 tahun. Aku begitu merindukan beliau dan sangat ingin bertemu
dengannya.
Dapat ku lihat disamping ku sesosok wanita cantik yang
merawat dan membesarkan ku selama ini, tapi mungkinkah aku merindukannya? Selama
ini dia bahkan tidak pernah meninggalkan rumah untuk pergi jauh, kalaupun untuk
pergi jauh dia juga membawa serta gadis kecilnya ini bersamanya. Ya, aku adalah
gadis kecil dari wanita yang sangat cantik itu. Walaupun umurku sudah tidak
pantas lagi untuk disbut sebagai gadis kecilnya, tapi dia tetap memperlakukanku
seperti anak kesayangan yang selalu ingin diperhatikannya.
Sebenarnya aku juga merasa ada hal yang tidak beres dengan
Mama, aku seperti sudah kehilangan beliau beberapa tahun teakhir ini, tak
terlalu nampak oleh ku wajah beliau dimataku, tak ku rasakan hangatnya peluk
beliau dibadan ku, dan tak ku dapat raih beliau dengan usapan lembut jemari ku.
Aku bingung, atau hanya aku yang merasakan seperti itu karena kaka-kaka ku
terlihat biasa saja saat berhadapan dengan beliau.
Canda gurau membawa serta keberangkatan kami menuju bandara
untuk kepergian beliau, tak ku sangka aku begitu senang berada disamping
beliau, membicarakan apa saja yang ingin ku sampaikan kepadanya, menceritakan
apapun yang ingin ku bagi kepadanya. Tak pernah ku rasakan bahagia seperti itu
selama ini, bukan karena kepergian beliau meninggalkan kami anak-anaknya
sehingga aku dapat merasa bebas tanpa beliau yang sering menegurku agar tidak
melakukan hal yang membuat dirinya khawatir. Tapi lebih karena rasa rinduku
yang aku tidak mengerti seolah tertuju kepada beliau.
Sekarang sampailah kami di bandara, tentu saja untuk
berpisah dengan beliau, Mama ku tercinta ini. Kami pun berpelukan dengan sangat
erat seolah tidak mau berpisah. dalam peluknya beliau mengatakan “Jaga diri
baik-baik ya sayang, Mama akan menjagamu..” Sentaklah aku merasa kaget dengan
ucapan beliau, tapi tak lekas ku berfikiran negatif atas perkataan beliau itu.
Hanya diam ku yang membawa kepergian beliau saat menaiki pesawat yang lantas
terbang tinggi.
Diperjalanan pulang, perasaan yang sangat keras menusuk
jantung ini terasa lagi. Entah apapun itu tapi sangat menyakitkan, aku berfikir
keras menemukan jawaban apa yang tepat untuk perasaan ku ini.
Tak
lama setelah itu terdengar suara yang memanggil nama ku, suara yang tak asing
bagiku, ya suara kaka ku sebagai tanda aku harus lekas bangun dan segera
mempersiapkan diri untuk pergi ke sekolah.
Setelah
teriakan itu, barulah aku sadar akan perasaan ku, perasaan rindu yang
menggebu-gebu dan menusuk jantung ini adalah perasan rindu ku terhadap Mama,
orang yang ku jumpai di dalam mimpi setelah selama kurang lebih 3 tahun ini tak
terlalu nampak oleh ku wajah beliau dimataku, tak ku rasakan hangatnya peluk
beliau dibadan ku, dan tak ku dapat raih beliau dengan usapan lembut jemari ku.
Dan barulah aku sadar selama kurang lebih 3 tahun ini beliau juga telah
meninggalkan kami anak-anak beliau untuk selamanya.
Rasa
rinduku yang berlebih ini mungkin juga dirasakan oleh beliau, merindukan gadis
kecil yang selalu ingin diperhatikannya setiap saat. Saat tak bisa lagi kami
bertatap muka, bercerita bersama dan tertawa bersama. Hanya mimpi yang
mempersatukan kami walau kami bertemu hanya untuk berpisah lagi..
Untuk Mama yang akan selalu kurindukan kedatangannya..